A.
Profil Negara Arab Saudi
Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah
Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir
dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al Khali. Secara astronomis Negara
Arab Saudi Terletak diantar 15o LU – 32o LU
dan antara 34o BT – 57o BT. Ber-Ibu kota
di Abu Dhabi dan Negara ini berbentuk federasi. Negara ini berbatasan langsung
(searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia,
Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah.
Arab Saudi memiliki tingkat ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap kegiatan produksi dan ekspor migas. Nilai produksi minyak Arab
Saudi tercatat tertinggi di dunia yaitu mendekati 11 juta barrel per hari
(2005). Nilai produksi ini, dengan jumlah cadangan minyak yang terbukti saja
(261,9 milyar barrel) dapat bertahan stabil hingga 50 tahun ke depan.
Perusahaan minyak Arab Saudi (Saudi Aramco) yang telah dinasionalisasi pada
tahun 1988 mengontrol penuh kegiatan produksi sumber daya alam yang vital ini.
Selain minyak bumi, cadangan gas alam sebesar 235 trilyun
ft3 yang ditemukan di Arab Saudi adalah yang terbesar keempat di dunia.
Tahun 2002 lalu pemerintah Arab Saudi telah menyelesaikan pembangunan pabrik
gas alam terbesar di dunia yang berlokasi di daerah Hawiya. Selain itu, Potensi
Sumber daya alam di Arab Saudi juga berupa Pertanian (non migas), yang dikenal
saat itu adalah perkebunan kurma dan gandum serta peternakan yang menghasilkan
daging serta susu dan olahannya. Selain itu juga untuk mengatasi kesulitan sumber
air selain bertumpu pada sumber air alam (oase) juga didirikan industri
desalinasi Air Laut di kota Jubail.
B.
Potensi Ekspor Indonesia ke Arab Saudi
Potensi ekspor Indonesia juga terbuka di timur tengah.
Negara yang masih memiliki potensi yang sangat baik sebagai negara tujuan
ekspor adalah Arab Saudi. Pasar ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada Januari
hingga Juni 2011 adalah US$ 659,8 juta atau 0,83% dari total ekspor
Indonesia. Menurut data dari World Trade Organization produk impor Arab Saudi
dari Indonesia yang terbesar antara lain produk manukfaktur, produk otomotif,
produk pertanian, makanan, bahan kimia, mesin dan peralatan transportasi,
peralatan kantor dan telekomunikasi, produk bahan bakar dan pertambangan, besi
dan baja, peralatan telekomunikasi, produk farmasi, pakaian, bahan tekstil,
bahan bakar, pengolahan data elektronik dan peralatan kantor, dan sirkuit
terpadu dan komponen elektonik.
Komoditas Indonesia yang dilirik dan diminati pengusaha
Arab Saudi selama tahun 2011 sangatlah beragam. Pengusaha Arab Saudi semakin
melirik dan meminati produk-produk Indonesia. Terbukti, nilai ekspor produk
nonmigas Indonesia ke negara tersebut dalam kurun waktu Januari s.d. Oktober
2011 mencapai hampir 1,2 miliar dolar AS, atau naik 24,63% dari periode yang
sama tahun sebelumnya sebesar 962,7 juta dolar AS.
Menurut Ibrahim (Pejabat Fungsi
Pensosbud II Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah), meningkatnya
jumlah tersebut dipicu gencarnya kegiatan kontak bisnis yang dilakukan ITPC
KJRI Jeddah dalam rangka promosi produk dan kegiatan pameran di Indonesia
kepada para pengusaha dan pengurus Kadin Arab Saudi di berbagai kota besar di
wilayah kerja KJRI Jeddah, yaitu Jeddah, Mekah, Madinah, Taif, Yanbu, Rabigh,
Abha, Al-Baha, Najran, dan Jizan. Ia lantas menyebutkan produk (bahan)
makanan dan minuman, seperti minyak kelapa sawit, bumbu rempah, jahe segar,
teh, ikan tuna segar, buah segar, bahan makanan, mi instan, confectionery,
pemanis rendah kalori, makanan ringan, daging segar beku, saus tomat dan cabai,
dan disposable clove.
Selan itu, produk bahan
bangunan, antara lain ubin keramik, marmer, wood
flooring, produk kayu, plywood, dan blockboard. Kemudian, produk tekstil,
seperti tailoring material, garmen, tekstil, kapas, dan sutra; produk perlengkapan
rumah tangga, misalnya, furnitur, peralatan listrik, aksesoris
pompa air, peralatan dapur,glasswares, home
accessories, kitchen
cabinet, bahan dekorasi gordyn, produk dekorasi, dan fire
safety. Disebutkan
pula produk lainnya, yakni kendaraan bermotor, ban kendaraan, suku cadang
kendaraan, bahan kimia,essensial oil, bahan mentah parfum, kertas
fotokopi, arang briket, perlengkapan kesehatan, peralatan rumah sakit, alat
penangkap dan pancing ikan, dan mesin pembuat es.
C.
Beberapa Atikel Mengenai Kegiatan Ekspor Indonesia Ke Arab
Saudi
Seperti dikatakan Direktur Dagang Kecil Menengah dan
Perdagangan Dalam Negeri (DKMPDN) Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional,
Kemendag, Suhanto, bahwa produk makanan olahan seperti kripik ikan lele, telur
asin rasa udang, dan obat-obatan herbal diminati buyer dari luar negeri. “Ada
pesanan kripik ikan lele olehan UKM dari Boyolali, Jawa Tengah, ke Arab,”
ungkapnya, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
Suhanto menyatakan, antara produsen makanan olahan kripik
ikan lele dengan buyer Arab Saudi sendiri tengah dilakukan negosiasi harga. “Di
sana (Arab Saudi) kan mereka mau pesannya tiga kontainer. Nah UKM ini kan belum
pernah ekspor. Dan kita akan ikuti dan ini suatu pekerjaan rumah bagi kami
untuk membina mereka dalam melaksanakan ekspor, dan kita akan membantu mereka
bagaimana melakukan ekspor,” paparnya.
Menurut keterangannya bahwa UKM makanan olahan kripik
ikan lele asal Boyolali ini mengalami kesulitan dalam hal pemodalan untuk menyediakan
pesanan ke Arab Saudi. Dan pihaknya kini tengah berusaha membantu agar UKM
tersebut mendapatkan sokongan dana dari perbankan. “Mereka mengajukan
permohonan, kita akan coba rekomendasikan ke perbankan untuk menyakinkan
perbankan bahwa produk usaha ikan lele ini bisa dipercayalah,” kata dia.
2. Arab Saudi Jadi Pasar Ekspor
Terbesar Indofood CBP
JAKARTA (IFT) - Arab
Saudi menjadi pasar ekspor terbesar produk-produk PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk (ICBP), anak usaha dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Indofood CBP
membukukan penjualan ekspor ke Arab Saudi sebesar Rp 239,79 miliar selama
semester I 2011, merupakan penyumbang 32% terhadap pendapatan ekspor perseroan.
3.
Indonesia Perluas Ekspor Produk Hortikultura ke Arab
Jakarta
(ANTARA News) - Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Pertanian, akan
memperluas pasar ekspor sejumlah komoditas hortikultura ke Arab Saudi. Beberapa produk hortikultura yang potensi menembus pasar negara jazirah
tersebut yakni buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, kata Dirjen Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Deptan, Djoko Said Damardjati di Jakarta.
“Dari pertemuan kami dengan Kadin (Kamar Dagang
dan Industri) Arab Saudi, mereka siap menerima produk hortikultura kita,"
katanya ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke Arab Saudi bebarapa waktu
lalu.
Peluang
ekspor komoditas buah-buahan, sayuran maupun tanaman hias dari Indonesia ke
negara tersebut sangat besar. Dalam pertemuan dengan Kadin setempat, selain
bersedia membuka pasar untuk produk hortikultura Indonesia disisi lain mereka
juga menginginkan produk dari Arab bisa masuk ke tanah air.
4. Indonesia Ingin Ekspor Ikan Asin ke
Arab Saudi untuk Jamaah Haji
Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) sedang bernegosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk
mengekspor pindang ikan dalam kemasan. Tujuan akhirnya adalah menjadi menu para
jemaah haji seluruh dunia. Demikian hal itu dikemukakan Direktur Jenderal
(Dirjen) P2HP KKP Victor P. H. Nikijuluw, di Festival Pindang Nusantara, Wisma
Aldiron Pancoran, Jakarta, Sabtu (26/11/2011). “Nanti di 2012 kita ingin ekspor
ke Arab Saudi untuk dijadikan menu haji. Kita sudah lobi untuk menjadi menu
haji,” katanya. Ia mengatakan, selain sedang bernegosiasi dengan pemerintah
negara di Timur Tengah tersebut, pemerintah juga sedang melakukan penelitian
untuk membuat kemasan yang hampa udara. Sehingga dengan kemasan tersebut
pindang ikan bisa terjaga kesegarannya. Sebelumnya, pemerintah memang berniat
untuk mengangkat ‘derajat’ pindang dari makanan rakyat kecil menjadi go
international. Salah satu caranya adalah memberi kemasan dan merek yang
menarik.
Pada kesempatan yang
sama Ketua Umum Appikando (Asosiasi Pengusaha Pindang Ikan Indonesia) E. F.
Hamidy menyatakan para pelaku di industri pindang rata-rata masih pengusaha
Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sehingga, tanpa berbagai dukungan, baik dari
asosiasi maupun pemerintah, industri ini akan sulit berkembang. Untungnya,
pemerintah sudah berencana memberi bantuan berupa 150 unit motor dan 20 mobil
yang dilengkapi dengan kotak pendingin dibagikan secara gratis di sentra-sentra
ikan pulau Jawa. Selain itu asosiasi juga sudah memberikan bantuan berupa fasilitas
pinjaman dari perbankan. Dengan demikian, para pelaku industri ini bisa
mendapatkan tambahan modal. “Kita bisa bantu mereka dapat kredit Rp 30 juta per
pengusaha. Jadi selama masih menjadi pengusaha pindang, kita akan terus beri
dukungan sampai naik kelas,” kata Hamidy, seperti dikutip Detik.
D.
Perkembangan
Ekspor Indonesia ke Arab Saudi
Eksportir Indonesia harus jeli untuk melihat peluang
ekspor ke Negara arab tersebut sebagai pengalihan ekspor dari Amerika dan
Eropa. Diversifikasi harga dan produk ekspor juga harus dilakukan mengingat
perbedaan pasar ekspor. Untuk ke Afrika Selatan dan Nigeria produk yang harus
kita jual ke bukanlah barang yang eksklusif. Hal ini dikarenakan penduduk di
Afrika Selatan, dan Nigeria lebih mengutamakan produk dengan harga yang murah
dibandingkan kualitas. Sementara ekspor ke Arab Saudi seharusnya lebih
eksklusif. Potensi untuk mengekspor produk makanan, pertanian, kehutanan, dan
perikanan sangat besar ke Arab Saudi. Hal ini dikarenakan secara
geografis lahan subur di kedua negara tersebut sangat minim. Oleh karena itu,
impor produk makanan, pertanian, kehutanan, dan perikanan ke Arab Saudi akan
terus meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Tidaklah mengherankan apabila para pengusaha Indonesia
belakangan mulai melirik Arab Saudi sebagai pasar potensial bagi produk
Indonesia, khususnya untuk kawasan Timur Tengah. Arab Saudi dinilai memiliki
sejumlah faktor pendukung yang belum tentu dimiliki negara-negara lain di
kawasan tersebut, antara lain jumlah penduduk yang cukup besar sebanyak 27,5
juta jiwa, ditambah jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, yang
jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Faktor lainnya adalah tingkat
kesejahteraan warga Arab Saudi, dengan pendapatan perkapita US$ 15,774 pada
tahun 2010, yang cukup baik dengan kemampuan daya beli yang tinggi. Tidak hanya
itu, kebijakan perdagangan yang bersifat pasar terbuka di Arab Saudi memberikan
peluang bagi para pengusaha manapun, termasuk Indonesia, untuk menampilkan
produk yang bersaing, terutama dari segi kualitas dan harga. Kondisi ini juga
didukung dengan kedudukan Arab Saudi sebagai tujuan ibadah bagi umat Islam
(haji dan umroh) yang memiliki potensi pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan.
Namun produk yang akan diekspor ke Arab Saudi Arab harus
memenuhi kriteria yang bagus. Hal ini dikarenakan Negara tersebut merupakan
anggota Gulf Cooperation Council (GCC) countries. Gulf Cooperation Council
adalah persatuan politik dan ekonomi negara-negara Arab (antara lain Bahrain,
Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab)yang berbatasan dengan
Teluk Persia. Anggota GCC merumuskan peraturan yang sama di berbagai bidang
seperti ekonomi, keuangan, perdagangan, bea cukai, pariwisata, legislasi, dan
administrasi. GCG menciptakan seperangkat standar makanan yang bernama Saudi
Arabian Standards Organization (SASO). SASO adalah organisasi timur tengah yang
bertanggung jawab menetapkan standar nasional untuk komoditas. Sejak berdiri
tahun 1972 SASO telah menerbitkan lebih dari 700 standar pengujian dan produk
untuk produk makanan.
E.
Ekspor
Indonesia Januari 2012 Meningkat
Ekspor Indonesia pada
Januari 2012 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya
mengalami peningkatan sebesar 6,07 persen. Peningkatan ini disebabkan kenaikan
ekspor migas dan non migas yaitu sebesar 13,73 persen dan 4,40 persen.
Peningkatan ekspor non migas pada bulan Januari dibandingkan tahun lalu
tersebar dibeberapa komoditi antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15)
sebesar US$213,5 juta. komoditi yang mengalami peningkatan selain lemak dan
minyak hewan/nabati (HS 15) adalah tembaga (HS 74) sebesar US$106,5 juta;
bijih, kerak dan abu logam (HS 26) sebesar US$80,9 juta; kendaraan dan
bagiannya (HS 87) sebesar US$54,2 juta; serta besi dan baja (HS 72) sebesar
US$13,3 juta.
Selain itu selama bulan
Januari 2012, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 dijit) di atas memberikan
kontribusi 63,64 persen terhadap total ekspor nonmigas dan pertumbuhan
dibandingkan bulan yang sama tahun lalu naik sebesar 4,93 persen. Untuk negara
tujuan ekspor non migas pada bulan januari 2012 sesuai urutan adalah
Jepang 12,84 persen, diikuti Cina 10,86 persen, dan Amerika Serikat
9,56 persen dengan nilai masing-masing mencapai US$1.607,9 juta, US$1.359,4 juta
dan US$1.196,3 juta. Sedangkan untuk pangsa pasar ekspor non migas Indonesia ke
Negara-Negara ASEAN mencapai US$2,53 miliar atau 20,25 persen, sedangkan ekspor
ke 27 negara Eropa sebesar US$1,60 miliar atau 12,75 persen.
F.
Potensi Impor Indonesia dari Arab
Saudi
Tidak banyak yang bias saya ulas dari kegiatan Impor dari
Arab Saudi ke Indonesia, karena yang bisa saya temukan hanyalah mengenai impor
migas berupa minyak mentah. Arab Saudi adalah Negara tropis yang kaya akan
sumber daya minyak dan tergabung dalam organisasi minyak bumi dunia (OPEC).
Dalam Sumber berita yang dapat
dipercaya, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, perusahannya
telah mendapatkan minyak mentah dari Saudi Aramco, sebanyak 125 ribu barel per
hari. Pihaknya menjajaki kontrak impor baru jangka panjang sebanyak 200 ribu
barel per hari (bph). Dengan tambahan kontrak baru tersebut, jadi Pertamina
bisa mengimpor 325 ribu bph dari Saudi Aramco. Minyak impor itu akan dipasok ke
Kilang Balongan, Jawa Barat dan Kilang Cilacap, Jawa Tengah.
Pertamina mengimpor minyak mentah sekitar 35 persen dari total kebutuhan minyak mentah yang akan diolah kilang-kilang yang beroperasi di Tanah Air.
Pertamina mengimpor minyak mentah sekitar 35 persen dari total kebutuhan minyak mentah yang akan diolah kilang-kilang yang beroperasi di Tanah Air.
Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Migas, bagian terbesar impor minyak mentah Indonesia adalah ALC
(Arabian light crude), yang dinilai murah. Pada 2007, total realisasi impor ALC
sekitar 37,48 juta barel dari 116,40 juta barel. Data Bappenas menyebutkan,
sejak 1980-an ALC tidak diperdagangkan di pasar spot. Persaudaraan di OPEC
memungkinkan Indonesia mendapatkan minyak mentah dengan harga khusus.
Sumber :
3. http://www.kemlu.go.id
Asskum Pak Shodiq, saya Muhammad Rum Palsha dari Medan Sumatera Utara, bermaksud akan mengekspor kembali Jahe Gajah Segar ke negara teluk yang dulu pernah saya kerjakan di th 1998, mohon bantuan jika mungkin ada buyer yang mau bayar dgn LC.
BalasHapusTerima kasih.
Wassalam,
Muhammad Rum Palsha.
CV.DELI AGROBISNIS.
HP.081378998126
Assalam Pak Shodiq,,
BalasHapusSaya Habib Saleng dari Makassar, Sulawesi Selatan. mau menanyakan barang - barang apa atau komoditas apa yang dapat di ekspor ke arab saudi. mohon penjelasan dari Bapak.
Wassalam
Habib Saleng
HP. 081 342 302157
email : habibsaleng@yahoo.com
maaf pak sodig saya mau menanyakan bagai mana caranya saya bisa ekspor barang produk makanan ke eropa
BalasHapuswasalam
Riko Hermanto
ricohermanto57@yahoo.co.id
rikohermanto75@gmail.com
085861116335
assalamualaikum pak sodig
BalasHapussaya muhammad sufi, kalimantan barat, kota pontianak,
izin bertanya gmna cara saya mau mengexpor teh, cabai, dan bumbu rempah-rempah ke arab saudi pak
wasalam
sufi
Msufi0519@gmail.com
089696817057
bagus ne infonya,,,
BalasHapusAssalamu Alaikumkum Pak Shodiq, saya Aqir dari Maros Sulawesi Selatan, bermaksud akan mengekspor berbagai Ikan Laut Segar ke negara teluk dan sekitarnya (khususnya Arab Saudi), mohon bantuan jika mungkin ada buyer yang siap.
BalasHapusJazakallah.
Wassalam,
AQIR.
HP.085825024440
email saya pak: tonse73@gmail.com
HapusMaaf pak pak shodiq, saya joni dari banten.maw nanya cara ekspor barang ke arab gmn ya?harus promosi kmn?saya bermaksud mengekspor emping melinjo dari banten.
BalasHapusMohon bantuannya pak, terimakasih.
Salam
08170010470
Maaf pak pak shodiq, saya joni dari banten.maw nanya cara ekspor barang ke arab gmn ya?harus promosi kmn?saya bermaksud mengekspor emping melinjo dari banten.
BalasHapusMohon bantuannya pak, terimakasih.
Salam
08170010470