Minggu, 20 Mei 2012

Mengulas Tentang Potensi Ekspor Indonesia Ke Arab Saudi



A.    Profil Negara Arab Saudi
Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al Khali. Secara astronomis Negara Arab Saudi Terletak diantar 15o LU – 32o LU dan antara 34o BT – 57o BT. Ber-Ibu kota di Abu Dhabi dan Negara ini berbentuk federasi. Negara ini berbatasan langsung (searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah.
Arab Saudi memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kegiatan produksi dan ekspor migas. Nilai produksi minyak Arab Saudi tercatat tertinggi di dunia yaitu mendekati 11 juta barrel per hari (2005). Nilai produksi ini, dengan jumlah cadangan minyak yang terbukti saja (261,9 milyar barrel) dapat bertahan stabil hingga 50 tahun ke depan. Perusahaan minyak Arab Saudi (Saudi Aramco) yang telah dinasionalisasi pada tahun 1988 mengontrol penuh kegiatan produksi sumber daya alam yang vital ini.
Selain minyak bumi, cadangan gas alam sebesar 235 trilyun ft3 yang ditemukan di Arab Saudi adalah yang terbesar keempat di dunia. Tahun 2002 lalu pemerintah Arab Saudi telah menyelesaikan pembangunan pabrik gas alam terbesar di dunia yang berlokasi di daerah Hawiya. Selain itu, Potensi Sumber daya alam di Arab Saudi juga berupa Pertanian (non migas), yang dikenal saat itu adalah perkebunan kurma dan gandum serta peternakan yang menghasilkan daging serta susu dan olahannya. Selain itu juga untuk mengatasi kesulitan sumber air selain bertumpu pada sumber air alam (oase) juga didirikan industri desalinasi Air Laut di kota Jubail. 

B.     Potensi Ekspor Indonesia ke Arab Saudi
Potensi ekspor Indonesia juga terbuka di timur tengah. Negara yang masih memiliki potensi yang sangat baik sebagai negara tujuan ekspor adalah Arab Saudi. Pasar ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada Januari hingga Juni 2011 adalah US$ 659,8  juta atau 0,83% dari total ekspor Indonesia. Menurut data dari World Trade Organization produk impor Arab Saudi dari Indonesia yang terbesar antara lain produk manukfaktur, produk otomotif, produk pertanian, makanan, bahan kimia, mesin dan peralatan transportasi, peralatan kantor dan telekomunikasi, produk bahan bakar dan pertambangan, besi dan baja, peralatan telekomunikasi, produk farmasi, pakaian, bahan tekstil, bahan bakar, pengolahan data elektronik dan peralatan kantor, dan sirkuit terpadu dan komponen elektonik.
Komoditas Indonesia yang dilirik dan diminati pengusaha Arab Saudi selama tahun 2011 sangatlah beragam. Pengusaha Arab Saudi semakin melirik dan meminati produk-produk Indonesia. Terbukti, nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke negara tersebut dalam kurun waktu Januari s.d. Oktober 2011 mencapai hampir 1,2 miliar dolar AS, atau naik 24,63% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 962,7 juta dolar AS. 
Menurut Ibrahim (Pejabat Fungsi Pensosbud II Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah), meningkatnya jumlah tersebut dipicu gencarnya kegiatan kontak bisnis yang dilakukan ITPC KJRI Jeddah dalam rangka promosi produk dan kegiatan pameran di Indonesia kepada para pengusaha dan pengurus Kadin Arab Saudi di berbagai kota besar di wilayah kerja KJRI Jeddah, yaitu Jeddah, Mekah, Madinah, Taif, Yanbu, Rabigh, Abha, Al-Baha, Najran, dan Jizan. Ia lantas menyebutkan produk (bahan) makanan dan minuman, seperti minyak kelapa sawit, bumbu rempah, jahe segar, teh, ikan tuna segar, buah segar, bahan makanan, mi instan, confectionery, pemanis rendah kalori, makanan ringan, daging segar beku, saus tomat dan cabai, dan disposable clove. 
Selan itu, produk bahan bangunan, antara lain ubin keramik, marmer, wood flooring, produk kayu, plywood, dan blockboard. Kemudian, produk tekstil, seperti tailoring material, garmen, tekstil, kapas, dan sutra; produk perlengkapan rumah tangga, misalnya, furnitur, peralatan listrik, aksesoris pompa air, peralatan dapur,glasswares, home accessories, kitchen cabinet, bahan dekorasi gordyn, produk dekorasi, dan fire safety. Disebutkan pula produk lainnya, yakni kendaraan bermotor, ban kendaraan, suku cadang kendaraan, bahan kimia,essensial oil, bahan mentah parfum, kertas fotokopi, arang briket, perlengkapan kesehatan, peralatan rumah sakit, alat penangkap dan pancing ikan, dan mesin pembuat es. 

C.    Beberapa Atikel Mengenai Kegiatan Ekspor Indonesia Ke Arab Saudi

Seperti dikatakan Direktur Dagang Kecil Menengah dan Perdagangan Dalam Negeri (DKMPDN) Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Suhanto, bahwa produk makanan olahan seperti kripik ikan lele, telur asin rasa udang, dan obat-obatan herbal diminati buyer dari luar negeri. “Ada pesanan kripik ikan lele olehan UKM dari Boyolali, Jawa Tengah, ke Arab,” ungkapnya, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
Suhanto menyatakan, antara produsen makanan olahan kripik ikan lele dengan buyer Arab Saudi sendiri tengah dilakukan negosiasi harga. “Di sana (Arab Saudi) kan mereka mau pesannya tiga kontainer. Nah UKM ini kan belum pernah ekspor. Dan kita akan ikuti dan ini suatu pekerjaan rumah bagi kami untuk membina mereka dalam melaksanakan ekspor, dan kita akan membantu mereka bagaimana melakukan ekspor,” paparnya.
Menurut keterangannya bahwa UKM makanan olahan kripik ikan lele asal Boyolali ini mengalami kesulitan dalam hal pemodalan untuk menyediakan pesanan ke Arab Saudi. Dan pihaknya kini tengah berusaha membantu agar UKM tersebut mendapatkan sokongan dana dari perbankan. “Mereka mengajukan permohonan, kita akan coba rekomendasikan ke perbankan untuk menyakinkan perbankan bahwa produk usaha ikan lele ini bisa dipercayalah,” kata dia.
2.      Arab Saudi Jadi Pasar Ekspor Terbesar Indofood CBP
JAKARTA (IFT) - Arab Saudi menjadi pasar ekspor terbesar produk-produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), anak usaha dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Indofood CBP membukukan penjualan ekspor ke Arab Saudi sebesar Rp 239,79 miliar selama semester I 2011, merupakan penyumbang 32% terhadap pendapatan ekspor perseroan. 

3.      Indonesia Perluas Ekspor Produk Hortikultura ke Arab
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Pertanian, akan memperluas pasar ekspor sejumlah komoditas hortikultura ke Arab Saudi. Beberapa produk hortikultura yang potensi menembus pasar negara jazirah tersebut yakni buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Deptan, Djoko Said Damardjati di Jakarta.Dari pertemuan kami dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Arab Saudi, mereka siap menerima produk hortikultura kita," katanya ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke Arab Saudi bebarapa waktu lalu.
Peluang ekspor komoditas buah-buahan, sayuran maupun tanaman hias dari Indonesia ke negara tersebut sangat besar. Dalam pertemuan dengan Kadin setempat, selain bersedia membuka pasar untuk produk hortikultura Indonesia disisi lain mereka juga menginginkan produk dari Arab bisa masuk ke tanah air.
4.      Indonesia Ingin Ekspor Ikan Asin ke Arab Saudi untuk Jamaah Haji
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang bernegosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mengekspor pindang ikan dalam kemasan. Tujuan akhirnya adalah menjadi menu para jemaah haji seluruh dunia. Demikian hal itu dikemukakan Direktur Jenderal (Dirjen) P2HP KKP Victor P. H. Nikijuluw, di Festival Pindang Nusantara, Wisma Aldiron Pancoran, Jakarta, Sabtu (26/11/2011). “Nanti di 2012 kita ingin ekspor ke Arab Saudi untuk dijadikan menu haji. Kita sudah lobi untuk menjadi menu haji,” katanya. Ia mengatakan, selain sedang bernegosiasi dengan pemerintah negara di Timur Tengah tersebut, pemerintah juga sedang melakukan penelitian untuk membuat kemasan yang hampa udara. Sehingga dengan kemasan tersebut pindang ikan bisa terjaga kesegarannya. Sebelumnya, pemerintah memang berniat untuk mengangkat ‘derajat’ pindang dari makanan rakyat kecil menjadi go international. Salah satu caranya adalah memberi kemasan dan merek yang menarik.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Appikando (Asosiasi Pengusaha Pindang Ikan Indonesia) E. F. Hamidy menyatakan para pelaku di industri pindang rata-rata masih pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sehingga, tanpa berbagai dukungan, baik dari asosiasi maupun pemerintah, industri ini akan sulit berkembang. Untungnya, pemerintah sudah berencana memberi bantuan berupa 150 unit motor dan 20 mobil yang dilengkapi dengan kotak pendingin dibagikan secara gratis di sentra-sentra ikan pulau Jawa. Selain itu asosiasi juga sudah memberikan bantuan berupa fasilitas pinjaman dari perbankan. Dengan demikian, para pelaku industri ini bisa mendapatkan tambahan modal. “Kita bisa bantu mereka dapat kredit Rp 30 juta per pengusaha. Jadi selama masih menjadi pengusaha pindang, kita akan terus beri dukungan sampai naik kelas,” kata Hamidy, seperti dikutip Detik.

D.    Perkembangan Ekspor Indonesia ke Arab Saudi

Eksportir Indonesia harus jeli untuk melihat peluang ekspor ke Negara arab tersebut sebagai pengalihan ekspor dari Amerika dan Eropa. Diversifikasi harga dan produk ekspor juga harus dilakukan mengingat perbedaan pasar ekspor. Untuk ke Afrika Selatan dan Nigeria produk yang harus kita jual ke bukanlah barang yang eksklusif. Hal ini dikarenakan penduduk di Afrika Selatan, dan Nigeria lebih mengutamakan produk dengan harga yang murah dibandingkan kualitas. Sementara ekspor ke Arab Saudi seharusnya lebih eksklusif. Potensi untuk mengekspor produk makanan, pertanian, kehutanan, dan perikanan  sangat besar ke Arab Saudi. Hal ini dikarenakan secara geografis lahan subur di kedua negara tersebut sangat minim. Oleh karena itu, impor produk makanan, pertanian, kehutanan, dan perikanan ke Arab Saudi akan terus meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Tidaklah mengherankan apabila para pengusaha Indonesia belakangan mulai melirik Arab Saudi sebagai pasar potensial bagi produk Indonesia, khususnya untuk kawasan Timur Tengah. Arab Saudi dinilai memiliki sejumlah faktor pendukung yang belum tentu dimiliki negara-negara lain di kawasan tersebut, antara lain jumlah penduduk yang cukup besar sebanyak 27,5 juta jiwa, ditambah jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, yang jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Faktor lainnya adalah tingkat kesejahteraan warga Arab Saudi, dengan pendapatan perkapita US$ 15,774 pada tahun 2010, yang cukup baik dengan kemampuan daya beli yang tinggi. Tidak hanya itu, kebijakan perdagangan yang bersifat pasar terbuka di Arab Saudi memberikan peluang bagi para pengusaha manapun, termasuk Indonesia, untuk menampilkan produk yang bersaing, terutama dari segi kualitas dan harga. Kondisi ini juga didukung dengan kedudukan Arab Saudi sebagai tujuan ibadah bagi umat Islam (haji dan umroh) yang memiliki potensi pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan.
Namun produk yang akan diekspor ke Arab Saudi Arab harus memenuhi kriteria yang bagus. Hal ini dikarenakan Negara tersebut merupakan anggota Gulf Cooperation Council (GCC) countries. Gulf Cooperation Council adalah persatuan politik dan ekonomi negara-negara Arab (antara lain Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab)yang berbatasan dengan Teluk Persia. Anggota GCC merumuskan peraturan yang sama di berbagai bidang seperti ekonomi, keuangan, perdagangan, bea cukai, pariwisata, legislasi, dan administrasi. GCG menciptakan seperangkat standar makanan yang bernama Saudi Arabian Standards Organization (SASO). SASO adalah organisasi timur tengah yang bertanggung jawab menetapkan standar nasional untuk komoditas. Sejak berdiri tahun 1972 SASO telah menerbitkan lebih dari 700 standar pengujian dan produk untuk produk makanan.

E.     Ekspor Indonesia Januari 2012 Meningkat
Ekspor Indonesia pada Januari 2012 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 6,07 persen. Peningkatan ini disebabkan kenaikan ekspor migas dan non migas yaitu sebesar 13,73 persen dan 4,40 persen. Peningkatan ekspor non migas pada bulan Januari dibandingkan tahun lalu tersebar dibeberapa komoditi antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$213,5 juta. komoditi yang mengalami peningkatan selain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) adalah tembaga (HS 74) sebesar US$106,5 juta; bijih, kerak dan abu logam (HS 26) sebesar US$80,9 juta; kendaraan dan bagiannya (HS 87) sebesar US$54,2 juta; serta besi dan baja (HS 72) sebesar US$13,3 juta. 
Selain itu selama bulan Januari 2012, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 dijit) di atas memberikan kontribusi 63,64 persen terhadap total ekspor nonmigas dan pertumbuhan dibandingkan bulan yang sama tahun lalu naik sebesar 4,93 persen. Untuk negara tujuan ekspor non migas pada bulan januari 2012 sesuai urutan adalah Jepang  12,84 persen, diikuti Cina 10,86 persen, dan Amerika Serikat 9,56 persen dengan nilai masing-masing mencapai US$1.607,9 juta, US$1.359,4 juta dan US$1.196,3 juta. Sedangkan untuk pangsa pasar ekspor non migas Indonesia ke Negara-Negara ASEAN mencapai US$2,53 miliar atau 20,25 persen, sedangkan ekspor ke 27 negara Eropa sebesar US$1,60 miliar atau 12,75 persen.

F.     Potensi Impor Indonesia dari Arab Saudi
Tidak banyak yang bias saya ulas dari kegiatan Impor dari Arab Saudi ke Indonesia, karena yang bisa saya temukan hanyalah mengenai impor migas berupa minyak mentah. Arab Saudi adalah Negara tropis yang kaya akan sumber daya minyak dan tergabung dalam organisasi minyak bumi dunia (OPEC).
Dalam Sumber berita yang dapat dipercaya, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, perusahannya telah mendapatkan minyak mentah dari Saudi Aramco, sebanyak 125 ribu barel per hari. Pihaknya menjajaki kontrak impor baru jangka panjang sebanyak 200 ribu barel per hari (bph). Dengan tambahan kontrak baru tersebut, jadi Pertamina bisa mengimpor 325 ribu bph dari Saudi Aramco. Minyak impor itu akan dipasok ke Kilang Balongan, Jawa Barat dan Kilang Cilacap, Jawa Tengah.
Pertamina mengimpor minyak mentah sekitar 35 persen dari total kebutuhan minyak mentah yang akan diolah kilang-kilang yang beroperasi di Tanah Air.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Migas, bagian terbesar impor minyak mentah Indonesia adalah ALC (Arabian light crude), yang dinilai murah. Pada 2007, total realisasi impor ALC sekitar 37,48 juta barel dari 116,40 juta barel. Data Bappenas menyebutkan, sejak 1980-an ALC tidak diperdagangkan di pasar spot. Persaudaraan di OPEC memungkinkan Indonesia mendapatkan minyak mentah dengan harga khusus.



Sumber :
1.      http://bisnis.vivanews.com
3.      http://www.kemlu.go.id

9 komentar:

  1. Asskum Pak Shodiq, saya Muhammad Rum Palsha dari Medan Sumatera Utara, bermaksud akan mengekspor kembali Jahe Gajah Segar ke negara teluk yang dulu pernah saya kerjakan di th 1998, mohon bantuan jika mungkin ada buyer yang mau bayar dgn LC.
    Terima kasih.

    Wassalam,

    Muhammad Rum Palsha.
    CV.DELI AGROBISNIS.
    HP.081378998126

    BalasHapus
  2. Assalam Pak Shodiq,,
    Saya Habib Saleng dari Makassar, Sulawesi Selatan. mau menanyakan barang - barang apa atau komoditas apa yang dapat di ekspor ke arab saudi. mohon penjelasan dari Bapak.

    Wassalam

    Habib Saleng
    HP. 081 342 302157
    email : habibsaleng@yahoo.com

    BalasHapus
  3. maaf pak sodig saya mau menanyakan bagai mana caranya saya bisa ekspor barang produk makanan ke eropa

    wasalam

    Riko Hermanto

    ricohermanto57@yahoo.co.id
    rikohermanto75@gmail.com
    085861116335

    BalasHapus
  4. assalamualaikum pak sodig
    saya muhammad sufi, kalimantan barat, kota pontianak,
    izin bertanya gmna cara saya mau mengexpor teh, cabai, dan bumbu rempah-rempah ke arab saudi pak

    wasalam

    sufi

    Msufi0519@gmail.com
    089696817057

    BalasHapus
  5. Assalamu Alaikumkum Pak Shodiq, saya Aqir dari Maros Sulawesi Selatan, bermaksud akan mengekspor berbagai Ikan Laut Segar ke negara teluk dan sekitarnya (khususnya Arab Saudi), mohon bantuan jika mungkin ada buyer yang siap.
    Jazakallah.

    Wassalam,

    AQIR.
    HP.085825024440

    BalasHapus
  6. Maaf pak pak shodiq, saya joni dari banten.maw nanya cara ekspor barang ke arab gmn ya?harus promosi kmn?saya bermaksud mengekspor emping melinjo dari banten.
    Mohon bantuannya pak, terimakasih.

    Salam
    08170010470

    BalasHapus
  7. Maaf pak pak shodiq, saya joni dari banten.maw nanya cara ekspor barang ke arab gmn ya?harus promosi kmn?saya bermaksud mengekspor emping melinjo dari banten.
    Mohon bantuannya pak, terimakasih.

    Salam
    08170010470

    BalasHapus